• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Sunday 5 May 2013

Cara setting IP Address via command line di Linux

00:22 // by hevay // // 1 comment

Cara setting IP Address via command line di Linux

Jika anda ingin mengkoneksikan komputer yang bersistem operasi linux ke jaringan maka tentunya kita harus memberikan alamat ip dulu pada komputer kita karena IP Address merupakan pengenal bagi komputer anda di jaringan. Berikut ini saya coba share bagaimana setting ip address secara manual menggunakan command line.

Sebelum kita mulai mensetting IP Address anda harus berubah menjadi user root terlebih dahulu, lalukan perintah "su" (tanpa kutip) kemudian isi passwordnya, lalu lakukan langkah berikut ini:
1.Cek apakah sudah dikenali perangkat kartu jaringan kita.
   #ifconfig

[root@bmiracle hevay]# ifconfig

eth0   Link encap:Ethernet HWaddr 08:00:27:46:30:BF

          inet6 addr: fe80::a00:27ff:fe46:30bf/64 Scope:Link
          UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500 Metric:1
          RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:39 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:1000
          RX bytes:10585 (10.3 KiB)  TX bytes:6110 (5.9 KiB)

lo      Link encap:Local Loopback
         inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
         inet6 addr:  ::1/128 Scope:Host
         UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
         RX packets:8 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
         TX packets:8 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
         collisions:0 txqueuelen:0

Disini terlihat bahwa kartu jaringan kita terdeteksi sebagai eth0 

2. Lakukka perintah setting ip address dengan menggunakan command, misalnya saja IP Address = 192.168.20.100 netmask 255.255.255.0, maka perintahnya adalah sebagai berikut:

#ifconfig eth0 192.168.20.100 netmask 255.255.255.0
atau
#ifconfig eth0 192.168.20.100/24

Catatan: Untuk beberapa versi linux terkadang kartu jaringan tidak terdeteksi sebagai eth0 misalnya saja di fedora 17 kartu jaringan terdeteksi sebagai p2p1 atau p3p1 jadi untuk commandnya anda sesuaikan saja eth0 ganti menjadi p2p1 atau lainnya tergantung dari output dari perintah ifconfig.

Saturday 4 May 2013

Mounting Flashdisk di Linux

23:09 // by hevay // // 2 comments

Cara Mounting Manual Perangkat Flash Disk di Linux Fedora/Centos/RedHat/Debian/Slackware

Bagi para pemula seperti saya tentunya sangat kesulitan ketika mempunyai flashdisk kemudian flashdisknya ingin dibaca isinya di sistem operasi linux dengan interface command line atau tampilan CLI (command line interface).

Berikut ini sharing tips yang saya lakukan agar isi flashdisk kita bisa terbaca di linux mode cli. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Berubah menjadi user root dengan mengetikkan perintah su kemudian mengetikkan passwordnya
    $su
2. Lakukan proses pemeriksaan di direktori /dev/disk/by-uuid dengan melakukan perintah
   #ls -l /dev/disk/by-uuid
   (catatan: flash disk jangan dulu kita koneksikan ke komputer)

[hevay@bmiracle ~]$ ls -l /dev/disk/by-uuid
total 0
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 01CE383BA2B10860 -> ../../sda3
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:19 58342594-ef1c-4074-8dc2-0e61fd908b1e -> ../../sda7
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 7A10DF2410DEE663 -> ../../sda1
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 82ec2951-8b0d-43ea-99af-6a48688c1519 -> ../../sda6
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 cced90f6-730c-4b73-9d46-c6ffbf8ba053 -> ../../sda5
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:19 E2A0E7E0A0E7B965 -> ../../sda2

 

3. Hubungkan flash disk anda ke port usb yang ada di komputer, setelah di hubungkan maka sistem operasi linux akan melakukan proses yang nama-nya udev, ketikkan kembali perintah #ls -l /dev/disk/by-uuid

lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 01CE383BA2B10860 -> ../../sda3
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:19 58342594-ef1c-4074-8dc2-0e61fd908b1e -> ../../sda7
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 7A10DF2410DEE663 -> ../../sda1
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 82ec2951-8b0d-43ea-99af-6a48688c1519 -> ../../sda6
lrwxrwxrwx. 1 root root  9 May  4 22:32 B793-956B -> ../../sdb
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:18 cced90f6-730c-4b73-9d46-c6ffbf8ba053 -> ../../sda5
lrwxrwxrwx. 1 root root 10 May  4 18:19 E2A0E7E0A0E7B965 -> ../../sda2



perhatikan ada sesuatu yang berbeda, muncul perangkat baru yaitu flash disk punya kita. lihat perangkat kita terdeteksi sebagai apa? apakah sebagai sdb atau sdb1 atau sdc1 atau lainnya.

4. Untuk lebih meyakinkan coba lakukan perintah fdisk -l
#fdisk -l
cek dan perhatikan bahwa flashdisk kita benar-benar /dev/sdb dengan melihat dari hasil perintah fdisk ini. Lihat juga tipe file system yang digunakan oleh flashdisk anda (umumnya adalah W95/FAT32).

5. Buat mount point, lakukan perintah seperti ini:
#mkdir -p /mnt/flashdisk

6. Mounting flashdisk anda dengan perintah:
#mount -t vfat /dev/sdb /mnt/flashdisk

Perbandingan Desktop Environtment

21:13 // by hevay // No comments


Banyak sekali Desktop Environment (DE) yang dapat kita pilih di Linux. Mulai dari KDE, Gnome, Xfce atau pun LXDE. Selain DE, kita juga dapat menggunakan window manager yang jauh lebih ringan, seperti: openbox, fluxbox, dan masih banyak lagi. Tapi apakah perbedaan dari semua hal tersebut? Hal pertama pastilah tampilan, performa, dan kapasitas yang dibutuhkan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang itu semua, mari simak catatan berikut ini.

Gnome
Gnome merupakan salah satu Desktop Environment yang paling populer saat ini. Banyak distro yang menjadikan DE ini sebagai default. Tidak hanya itu, DE ini juga memiliki banyak percabangan (fork) seperti halnya Unity, MATE, ataupun Cinnamon.
Beberapa aplikasi bawaan dari Gnome diantaranya:
Window Manager: Metacity (GNOME 2.x); Mutter (GNOME 3.x shell)
File Manager: Nautilus
Office Suite: GNOME Office (which includes AbiWord and Gnumeric)
Music Player: Rhythmbox
Video Player: Totem
CD/DVD Burner: Brasero
Games: GnomeGames